Rabu, 30 Mei 2012

MODEL PEMBELAJARAN PROYEK

A. Pengertian Pendekatan Metode Proyek Secara harfiah, proyek mempunyai makna maksud atau rencana. Metode proyek adalah suatu jenis kegiatan memecahkan masalah dilakukan oleh perseorangan atau kelompok kecil. Berbeda dengan kegiatan problem solving, dalam metode proyek ini biasanya dihasilkan produk seperti peta, maket, model, diorama dan sebagainya yang mempunyai intrinsik bagi anak didik yang menghasilkan. Metode proyek memungkinkan penyaluran minat anak dan anak pun dapat belajar untuk menelaah dan memandang suatu materi pelajaran dalam konteks lebih luas. Pengetahuan yang diperoleh siswa lebih berarti dan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, karena pengetahuan itu bermanfaat bagi anak untuk lebih mengapresiasikan lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
Penyusunan suatu proyek pada dasarnya adalah merencanakan suatu masalah pada berbagai bidang studi (pengembangan) yang memungkinkan murid melakukan berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan anak-anak dalam memahami berbagai pengetahuan. Pengajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagai pengetahuan. Hal ini tentunya sangan jauh berbeda dengan metode pengajaran tradisional yang menyajikan bidang study (pengembangan) secara terpisah (parsial) antara bidang study satu dengan yang lainnya. Pengajaran model ini hanya dapat menciptakan pola berpikir parsial pada anak didik dalam memahami berbagai aspek pengetahuan. B. Tujuan Tujuan dari model pengajaran proyek yaitu mengaktifkan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar serta membiasakan anak untuk berinteraksi kepada lingkungan. Pengajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagi pengetahuan. Guru hanya mengamati dan memantau jalannya kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. C. Pendekatan 1. Pendekatan Konstruktivisme Pendekatan pembelajaran proyek ini didukung oleh teori belajar konstruktivisme. Teori belajar ini berdasarkan pada ide bahwa anak didik dapat membangun pengetahuannya sendiri dalam konteks pengalaman. Pendekatan pembelajaran proyek ini dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong anak membangun pengetahuan dan keterampilan secara personal. Mereka akan memahami bahan kajian dengan menggunakan bahasa mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka lihat, temukan, dan alami. 2. Pendekatan Inkuiri Pendekatan yang melibatkan keterampilan pemerolehan berbagai konsep pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai yang dilakukannya sendiri melalui sejumlah proses, seperti mengamati, mencari, dan menemukan. 3. Pendekatan Children Centre Pendekatan pembelajaran proyek ini beranggapan bahwa pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak. Anak didik memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan, srta nilai-nilai yang telah diperolehnya. D. Sumber Belajar Sumber belajar yang dapat digunakan dalam model pembelajaran proyek ini antara lain, Lingkungan sekitar anak, televisi, tape recorder, kebun binatang, museum, Taman Mini Indonesia Indah, Taman Buah, atau Taman Impian Jaya Ancol. E. Bentuk-Bentuk Pengajaran Proyek 1. Pengajaran Proyek Total Bentuk ini menghendaki setiap bidang studi (pengembangan) melebur menjadi satu menunjukan keterkaitan dengan bidang studi lain membentuk satu kesatuan yang utuh. 2. Proyek Parsial Bentuk pengajaran proyek kedua adalah pengajaran proyek parsial (bagian). Dalam bentuk ini terdapat penggabungan antara bidang studi (pengembangan) yang berdiri sendiri dengan bidang studi yang saling berhubungan. Bidang studi yang berdiri sendiri diberikan dengan model pengajaran yang lama (biasa) sedangkan bidang studi yang saling berkaitan diberikan dalam bentuk proyek. 3. Proyek Okasional Bentuk proyek seperti ini hanya dilaksanakan pada saat-saat tertentu saja yang memungkinkan dilaksanakan pengajaran proyek , baik secara total maupun parsial. Proyek okasional dapat dilaksanakan sebagai salah satu bentu alternatif untuk menanggulangi kejenuhan anak dalam mengikuti model pengajaran pada sekolah lama. Proyek ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu sebulan sekali, pertengahan semester, atau satu semester sekali. Dalam mendesain pengajaran proyek, tentukan secara jelas terlebih dahulu tema atau pokok masalah yang akan menjadi pusat minat bagi anak. Dengan didasarkan pada minat anak, diharapkan anak mempunyai motivasi serta keingintahuan yang besar terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Berdasarkan tema atau pokok masalah inilah dalam bidang-bidang studi dikaitkan sama lainnya. Penentuan pusat minat anak itu hendaknya didasarkan pada : 1. Adanya ketertarikan anak pada tema atau pokok masalah yang ditentukan. 2. Tema atau pokok masalah hendaknya didasarkan pada perkembangan anak. 3. Tema atau pokok masalah hendaknya ditentukan berdasarkan keadaan lingkungan yang disekitar anak. 4. Tema atau pokok masalah dapat juga ditetapkan berdasarkan isi masing-masing mata pelajaran. F. Langkah-Langkah Pengajaran Proyek Model pengajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan lima langkah sebagai berikut : 1. Langkah Persiapan Guru mempersiapkan tema dan pokok masalah yang akan dilaksanakan dengan menggunakan pengajaran proyek. Setiap isi bidang studi (pengembangan) yang bersesuai dengan tema atau pokok masalah tertentu disusun dan diorganisasikan dalam suatu rencana pengajaran. Dalam langkah pertama, guru hendaknya mengidentifikasi dan merelevansikan isi setiap bidang studi yang akan dilaksanakan dengan pengajaran proyek. Pada tahap persiapan, guru juga harus mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan : 1. Pemberian materi yang akan diberikan secara klasikal. 2. Pemberian bahan pengajaran secara tertulis sehingga anak dapat memiliki pemahaman yang agak mendalam berkaitan dengan isi bahan pelajaran. 3. Jenis-jenis tugas yang dikerjakan anak secara kelompok (5-7 orang) atau perorangan. 4. Menetapkan jumlah jam yang akan digunakan pada setiap jam pelajaran. 5. Rencana perjalanan sekolah yang akan dilaksanakan. 6. Rencana pameran yang akan diselenggarakan oleh anak-anak. 2. Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru mengadakan percakapan bersama anak-anak secara klasikal tentang tema atau pokok masalah serta bidang studi yang berkaitan sekaligus dapat menjajaki kesanggupan anak dalam mengenal bahan pelajaran serta tugas yang akan dikerjakannya untuk membangkitkan perhatian dan semangat anak-anak untuk melihat, menyelidiki, menyimpulkan dan mengkomunikasikan tentang sesuatu yang ditemukannya. Dalam kegiatan percakapan, guru dapat menulis hal-hal yang sudah dikenal anak serta mengidentifikasikan pokok proyek dalam setiap bidang studi yang akan diselidiki anak. c. Perjalanan Sekolah atau Survey Perjalanan sekolah atau survey dilakukan pada beberapa keluarga atau rumah yang berdekatan dengan lokasi sekolah. Masing-masing murid beserta kelompoknya melakukan pengamatan pada berbagai hal yang menjadi persoalan, misalnya bertanya tentang silsilah keluarga, binatang dan tanaman apa saja yang dipelihara, siapa dan jenis penyakit apa yang pernah diderita anggota keluarga, berapa penghasilan dan apa saja belanjanya, kerajinan ap saja yang dikerjakan keluarga tersebut. Agar perjalanan sekolah berlangsung tertib maka guru harus memberikan dan menanamkan tata tertib pada anak ketika akan melakukan kunjungan, misalnya bersikap dan berbicara sopan, membawa buku catatan. d. Pengolahan Masalah Setelah melakukan kunjungan tiap kelompok secara tertib kembali ke sekolah dengan membawa hasil pengamatan. Semua data yang dikumpulkan kelompok dilaporkan pada guru disampaikan pada diskusi dan laporan pengamatan tiap kelompok dalam presentasi. Secara bergiliran setiap kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk menjelaskan, menyimpulkan dan menyampaikan berbagai temuan sesuai dengan tugasnya. Kegiatan pengolahan masalah selanjutnya dalam dilakukan murid, baik secara individu maupun kelompok, misalnya membuat data silsilah keluarga masing-masing, membuat data jumlah keluarga, data penghasilan dan pengeluaran keluarga, mencatat dan membuat data silsilah keluarga masing-masing, membuat data jumlah keluarga, data penghasilan dan pengeluaran keluarga, mencatat dan membuat data kesehatan keluarga, membuat berbagai bentuk keterampilan yang biasa dikerjakan dalam suatu keluarga, membuat peta dan grafik, menanam jenis tanaman, menggambar dan mewarnai, dan memelihara binatang. Pada tahapini sangat terlihat kesibukan para murid dalam mengerjakan tugasnya. Dengan demikian kelas memperlihatkan fungsinya sebagai labolatorium dan disinilah konsep ‘lerning by doing’ diwujudkan oleh Kilpatrick sebagai kelanjutan dari pengembangan konsep pendidikan Dewey. e. Pameran Pameran dirancang dan dilaksanakan dari dan oleh anak itu sendiri. Anaklah yang menyusun meja kursi menjadi stan pameran. Anak juga yang menghias stan pameran tersebut. Guru lebih banyak bertindak sebagai pengawas dan pembimbing anak-anak dalam mempersiapkan stan pameran sebaik mungkin. Pada hari yang telah ditentukan, para orang tua dan keluarga sekitar sekolah berpartisipasi untuk hadir melihat, mengamati, bertanya dan memberikan berbagai tanggapan pada berbagai stan yang disiapkn anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar